Sunday, 29 May 2016

Laux Leutik ti Bagendit Olahan Makanan Berbahan Ikan Kecil Khas Garut




         Ikan merupakan salah satu jenis hewan yang hidup di air. Karena memiliki banyak jenis dan ukurannya berbeda-beda, ikan sering dimanfaatkan untuk dikonsumsi dan sebagai hiasan. Banyak jenis ikan yang dapat dikonsumsi untuk makanan sehari-hari, baik ikan yang hidup di air tawar maupun laut. Sebelum dikonsumsi ikan biasanya diolah terlebih dahulu, baik itu dimasak biasa maupun diolah menjadi variasi makanan, seperti abon, kerupuk, ikan asin dan olahan makanan lainnya.
            Salah satu olahan makanan yang berbahan dasar ikan, yakni Laux Leutik. Laux Leutik adalah produk makanan yang merupakan hasil inovasi dan kreatifitas. Adalah Muhammad Subhan Zaelani pemilik dari usaha produk makanan ini. Ia menciptakan sebuah terobosan baru dalam mengolah ikan yang tidak hanya sebatas digoreng saja. Namun, hasil dari pemikiran kreatifnya ikan diolah sedemikian rupa, agar rasanya jauh lebih enak dan tampilannya yang berbeda dibandingkan dengan olahan ikan pada umumnya.
            “Pada awalnya usaha ini adalah usaha keluarga. Dimana ibu saya adalah penjual ikan mentah dari Situ Bagendit, cara menjualnya dengan jalan kaki keliling kampung disekitar situ, hal ini dilakukan tiada lain untuk menutupi kebutuhan rumah tangga yang kian meningkat,” kata Subhan, saat diwawancarai Tabloid Intan, di Rumah Produksi Kreatif Mandiri, di Kp Kiara Lawang Bagendit Kecamatan Banyuresmi-Garut, Jumat (29/04/2016).
             Subhan yang saat itu masih duduk di bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Garut, melakukan percobaan mengolah ikan menjadi makanan unik yang banyak disukai kalangan di masyarakat. Setelah melalui bebeberapa proses dan waktu yang cukup lama, akhirnya ia memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan bantuan pinjaman uang dari temannya.
               “Awalnya saya mencoba menggoreng satu kilogram ikan nila kecil dan rarong (udang kecil, red) yang sering dijual mentah oleh ibu saya itu. Kemudian dikemas dalam kemasan plastik lalu diberi lebel Goreng Ikan Khas Bagendit, ternyata banyak peminatnya. Sempat kewalahan untuk mengembangkan usaha ini, tapi berkat pinjaman modal dari teman saya, akhirnya usaha ini bisa berkembang,” tutur Subhan.
              Cara pengolahan ikannya pun cukup mudah, yaitu dengan membuat adonan tepung terigu yang dicampur air ditambah bumbu masak. Lalu ikan dicampur kedalam adonan tersebut, kemudian digoreng dengan menggunakan minyak panas didalam wajan. Setelah kering, ikan kemudian diangkat dan ditiriskan untuk dilakukan pengemasan.
            “Pengolahannya sangat mudah. Penggunaan bahan ikannya sendiri merupakan hasil dari nelayan asli di Situ Bagendit. Bahan untuk pembuatan olahan makanan Laux Leutik ini, hanya ikan yang masih berukuran kecil,” ujar Subhan.
            Kemudian sambil kuliah Subhan mencoba menawarkan produknya kepada dosen-dosen di kampus, bahkan ia sengaja datang ke SMA tempatnya bersekolah dulu untuk memasarkan produk kepada guru-guru. Seiring berjalanya waktu, produknya pun mulai banyak peminatnya dan sering kali pembeli menanyakan jenis ikan lain dengan varian rasa yang berbeda.
             “Dulu pemasarannya hanya ke kerabat terdekat saja, paling ke dosen dan teman-teman. Kalau sekarang sudah bisa dipasakan di sekitar Garut, seperti di toko penjual oleh-oleh. Bahkan saat ini pemasarannya sampai keluar daerah, seperti Bandung, Tasik dan Jakarta,” ujarnya.
             Usaha yang didirikan sejak 17 Juli 2012 itu, kini memiliki beberapa olahan ikan, diantaranya Nila Anom, Rarrong (Udang kecil), Ikan Lele, Ikan Mas, Nila Bedah dan salah satu olahan ikan yang paling diminati, yakni Molen Nila Crisfy. Molen Nila Crispy merupakan nila kecil yang diolah digoreng dengan dibalut adonan tepung menyerupai molen. Karena digoreng dengan menggunakan minyak panas, ikan ini terasa reyah saat dimakan. “Salah satu yang unik dari varian Laux Leutik yaitu Molen Nila Crispy. Karena pengolahannya yang menyerupai molen, sehingga banyak diminati masyarakat, harganya pun standar tidak terlalu mahal,” tutur Subhan.
            Dari hasil jerih payahnya, produk usahanya ini mendapat penghargaan sebagai juara kedua dalam ajang ‘Festival Keanekaragaman Makanan Khas Jawa Barat’ yang digelar 2013 lalu. Subhan berharap usahanya ini mampu berkembang dan bersaing dipasaran. “Mudah-mudahan usaha saya ini bisa berkembang, saya berkeinginan memajukan perusahaan ini, selain itu juga memberiikan manfaat bagi para nelayan di Situ Bagendit,” ujarnya. (Agung Julianto)*** 

No comments:

Post a Comment